Anakku masuk SD Jepang, persiapan apa ya?

 

atus di SD Saijo, Ehime, Jepang dengan batik Indonesia di Jepang, ada seragam SD Jepang, ruang kelas SD Jepang, tas Jepang, gadis jepang, hasil karya siswa SD JepangPertama-tama saya mengucapkan Selamat kepada Sahabat Sekolah Jepang yang anaknya Insya Allah akan masuk SD Jepang bulan April nanti. Mudah-mudahan persiapannya sudah dilakukan sejak saat ini dan juga mudah-mudahan dalam waktu singkat anak kita dapat cepat beradaptasi dengan lingkungan teman Jepang-nya  di SD Jepang yang baru itu. Insya Allah anak saya yang ke 3 akan masuk SD di bulan April ini, sehingga informasi di bawah ini adalah pengalaman saya dalam mempersiapkan segala sesuatunya, mulai dari pemberitahuan dari City Hall sampai dengan Penjelasan Masuk SD. Sebagian besar saya tulis tahun lalu ketika anak ke 2 akan masuk SD. Ini adalah prosedur di daerah Yokohama, oleh karenanya mungkin di daerah yang lain mempunyai prosedur berbeda. Paling tidak tulisan ini bisa menjadi sedikit informasi awal sebelum teman-teman menghadapi saat-saat awal sekolah di bulan April nanti.

 

Bila anak kita terdaftar menjadi anggota keluarga di City hall (semacam kantor walikota), maka setelah anak berumur 6 tahun secara otomatis City Hall memberikan pengumuman melalui kartu pos bahwa anak kita sudah bisa mendaftarkan SD di daerah tempat tinggal kita. Tentunya yang ditawarkan oleh pemerintah adalah SD Negeri dan biasanya SD yang dimiliki oleh pemerintah daerah. Kita tidak bisa memilih di SD mana anak kita akan disekolahkan, karena City Hall lah yang berhak menetapkannya. City Hall menetapkan sesuai dengan alamat rumah. Misalnya alamat kita di 2 Chome (Alamat di Jepang memakai istilah Chome untuk pembagian daerah atau blok), maka anak kita akan dimasukkan ke SD yang berada di Chome tersebut.

Setelah kita mendapatkan pemberitahuan tersebut ada 2 hal yang perlu dilakukan, yaitu :
1. Pergi ke City Hall untuk mengambil berkas pendaftaran SD. Bisa ditanyakan di City Hall terdekat di bagian Pendaftaran SD.
2. Pergi ke SD Jepang yang ditunjuk oleh City Hall. Setelah Formulir pendaftaran diisi, tahap berikutnya adalah pergi ke SD yang dituju untuk bertemu dengan kepala sekolahnya. Kepala sekolah akan mewawancarai kita dan juga anak kita. Kadang dia bertanya siapa namanya, apakah bisa berbahasa jepang, apakah tahu dengan istilah “Janken” dll. Bila Kepala Sekolah merasa tidak ada masalah dengan anak kita, mereka akan memberikan Cap tanda anak kita diterima di SD tersebut. Setelah itu formulir harus dikembalikan ke City Hall bagian Pendaftaran SD dan proses pendaftaran ini selesai sampai di sini.

Setelah berselang beberapa bulan tepatnya bulan November, pihak City Hall akan mengirim kartu pos yang berisi pemberitahuan kalau anak kita perlu mengikuti cek kesehatan di SD yang akan dituju. Cek kesehatan ini meliputi mata, telinga dll. Tujuan dari cek kesehatan ini adalah agar bila anak kita mempunyai penyakit yang cukup berat, masih ada waktu untuk mengobatinya menjelang masuk ke SD pada bulan April.

Kemudian tahap berikutnya, SD mengundang orang tua calon murid untuk datang ke SD dan mendengarkan Penjelasan Masuk SD, baik mengenai apa saja yang perlu dipesiapkan maupun jadwal Upacara Masuk SD di bulan April nanti. Di SD tempat anak saya, setelah Penjelasan Masuk SD berakhir dibagian pintu keluar akan dijual barang-barang keperluan anak kita, seperti pensil warna, topi olah raga yang warna merah dan putih, Topi keselamatan yang digunakan ketika terjadi gempa dll. Penjelasan Masuk SD ini Insya Allah akan saya sampaikan terpisah di bagian ke 2 dari tulisan ini.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua ketika anaknya masuk ke SD Jepang adalah sbb :

1. Pergi Bersama

Biasanya di sekitar rumah kita ada yang anaknya juga akan masuk SD Jepang dan mengingat alamat mereka dekat dengan rumah kita maka secara otomatis anak-anak tersebut bersekolah di SD yang sama dengan anak kita. Untuk anak-anak SD yang bersekolah di SD yang sama mereka diminta agar pergi bersama-sama dari tempat berkumpul di dekat rumah sampai sekolah. Sedangkan untuk pulangnya mereka dapat pulang sendiri-sendiri tanpa menunggu teman-temannya yang lain. Oleh karenanya, para orang tua perlu mempersiapkan anak-anaknya baik makan pagi, bento (bekal makan siang -red), mandi, dll nya dengan baik dan tepat waktu, agar anak kita dapat sampai di tempat berkumpul itu tepat pada waktunya juga, sehingga teman-teman yang lain tidak perlu menunggu-nunggu anak kita terlalu lama. Tentunya lebih cepat sampai akan memberikan kesan baik kepada kita dan anak kita. Para orang tua yang anaknya baru masuk SD, mereka mengantarkan anaknya ke tempat berkumpul ini. Kadang mereka berkenalan dengan orang tua murid yang lain dan bila sudah akrab, mereka dapat bercerita sampai berpuluh-puluh menit. Kalau di Indonesia mungkin itu saatnya mereka “ngerumpi” baik tentang keadaan anaknya maupun yang lainnya. Oleh karenanya kesempatan ini sangat bagus sekali kita pergunakan untuk bersosialisasi dengan tetangga orang jepang. Di akhir bulan Maret, para anak-anak murid baru akan mengadakan latihan cara pergi ke sekolah. Sehingga pada bulan April mereka sudah tidak canggung lagi.

2. Makan Siang di Sekolah

Berbeda dengan di Indonesia, SD di Jepang dimulai sekitar jam 8:25 dan akan selesai sekitar jam 14:00. Semakin tinggi kelasnya semakin banyak mata pelajaran dan kadang mereka pulang jam 15:00. Oleh karena itu, mereka akan makan siang di sekolah (Kyuushoku). Pemerintah daerah akan memberikan jadwal menu makan siang untuk setiap bulannya. Sehingga menu makanan di satu SD akan sama dengan menu SD yang lain asalkan masih satu kota. Bagi orang tua murid yang beragama Islam, tentunya memiliki kekhawatiran dalam hal menu makan siang ini. Hal ini perlu didiskusikan dengan pihak sekolah agar mendapatkan cara pemecahan yang baik.

Ada dua cara yang bisa dilakukan oleh orang tua siswa SD Jepang yang muslim, yaitu : (1) Memeriksa menu makan siang setiap harinya dan memberitahukan kepada anaknya agar tidak memakan makanan yang mungkin tidak halal. Cara ini cukup memakan waktu, karena orang tua perlu mengecek menu makanan setiap harinya. (2)  Membawa bento dari rumah. Tentunya agar bento anak kita tidak terlalu berbeda dengan teman-temannya di sekolah, perlu bagi para orang tua mengecek menu makanan setiap harinya. Bila hari itu menu makan siangnya roti, sebisa mungkin kita persiapkan bento roti untuk anak kita. Bila menu hari telur maka kita perlu menyiapkannya juga. Budaya orang Jepang adalah keseragaman. Oleh karenanya sedapat mungkin makanan anak kita mirip dengan menu teman-temannya. Biaya makan siang (Kyuushoku) tidak sama, ini tergantung dari di daerah mana SD itu berada. Sebagai contoh, di daerah Yokohama tempat anak saya, biayanya hanya 4000 yen/bulan. Walaupun anak kita membawa bento sendiri, pihak sekolah tetap mengambil 4000 yen dari account pos kita. Akan tetapi bila kita bisa bernegosiasi, karena anak kita tidak makan di sekolah dan hanya minum susu yang diberikan sekolah, Insya Allah sebagian besar dari uang kyushoku itu akan kembali di akhir tahun ajaran. Untuk lebih jelasnya silakan Sahabat diskusikan hal ini dengan pihak sekolah.

3. Surat dari Sekolah

Setiap harinya sekolah akan memberikan surat yang berisi berbagai informasi baik mengenai jadwal pelajaran setiap harinya maupun informasi mengenai jadwal acara-acara yang akan diadakan pada bulan tersebut. Misalnya jadwal festival sekolah (undokai), jadwal pertemuan orang tua murid, jadwal interview orang tua dengan wali kelas dll. Juga akan diinformasikan bila ada banyak siswa yang tidak masuk sekolah dan peringatan agar menjaga kesehatan. Oleh karena itu, kita sebagai orang tua perlu mengecek surat-surat ini setiap harinya, agar tidak ada berita-berita atau pengumuman yang terlewat. Bagi rekan-rekan yang tidak bisa berbahasa Jepang ada baiknya sejak sekarang mencari teman atau junior atau senior yang bisa berbahasa jepang agar nantinya bisa menolong menterjemahkan surat-surat dari sekolah ini.

3. Renraku cho (Buku pemberitahuan)

Pada periode awal masuk SD Jepang, pihak sekolah akan memberikan jadwal per bulannya. Akan tetapi setelah beberapa bulan dan anak-anak kita sudah bisa menulis sendiri, anak akan menuliskan jadwal pelajaran hari berikutnya di buku renraku cho (buku pemberitahuan). Selain jadwal pelajaran, renraku cho juga digunakan untuk memberitahukan ke pihak sekolah ketika anak kita sakit atau libur. Biasanya kita diminta mencari 2 orang anak jepang yang sekelas dengan anak kita sebagai teman. Bila anak kita sakit, kita tulis perihal kesehatan anak kita di renraku cho dan kita berikan renraku cho ini ke teman anak kita itu agar renraku cho nya disampaikan ke wali kelas. Nanti Wali kelas akan menuliskan jadwal pelajaran untuk esok harinya dan mengembalikan renraku cho itu ke teman anak kita dan teman anak kita yang akhirnya mengembalikannya kepada kita.

4. Latihan membaca (Ondoku)

Ada satu mata pelajaran di SD Jepang, yaitu membaca, biasanya anak akan diberikan PR oleh gurunya untuk membaca satu cerita dan diulang-ulang di rumahnya. Kita sebagai orang tua perlu mendengarkan dan mengecek apakah bacaan anak kita sudah bagus, apakah tempat berhenti dalam satu kalimat sudah benar atau belum dll. Oleh karenanya saya sangat menyarankan kepada teman-teman yang belum bisa berbahasa Jepang, sebaiknya belajar bahasa Jepang secepatnya agar bisa memeriksa, PR-PR ondoku anak kita nanti.

5. Interview wali kelas dengan orang tua murid.

Setelah 3-4 bulan berlangsung, orang tua murid akan dipanggil oleh wali kelas untuk menghadiri wawancara di ruang kelas SD Jepang. Isinya terkait dengan keadaan anak kita di kelas baik yang berhubungan dengan pelajaran maupun dengan keadaan sosialnya di kelas. Kalau saya kadang menanyakan apakah anak saya ada kawan di kelas atau bermain hanya sendiri saja. Hal lain saya juga tanyakan apakah anak saya di kelas pernah tidur ketika guru menjelaskan, dan bagaimana nilai pelajaran anak saya apakah diatas rata-rata atau sangat jauh di bawah rata-rata. Dan masih banyak lagi pertanyaan yang bisa kita siapkan sebelum interview.

6. Seragam Sekolah SD Jepang

Untuk SD negeri biasanya memakai pakaian bebas. Kalau SD swasta mereka menggunakan seragam. Ini cukup membantu kita karena kita tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk baju seragam. Bila anak kita pernah sekolah di TK Jepang, biasanya pihak SD masih membolehkan untuk menggunakan baju olah raga TK nya. Jadi kita tidak perlu membeli baju olah raga yang baru. Hal ini silakan teman-teman negosiasikan dengan pihak sekolah.

Demikian sekilas info mengenai Persiapan SD bagi anak-anak kita, mudah-mudahan tulisan ini dapat memberikan sedikit gambaran hal-hal yang akan kita hadapi di awal-awal tahun ajaran baru.

GAMBARIMASHO !!! Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Yokohama, 13 Maret 2010 (diperbaharui 2 Maret 2011)

Penulis: Endrianto Djajadi (1993-sekarang). Endrianto Djajadi untuk sekolah di jepangLihat profil dan tulisan lainnya di Link Sahabat Sekolah Jepang.