PESONA KAMPUNG JAMUS SINE
|Kampung Jamus memang spektakuler. Kampung ini tidak hanya memiliki flora fauna asli, sumber air yang melimpah dan bentang alam khas lereng utara Gunung Lawu, namun juga memenuhi empat dari tujuh konsep wisata Ngawi, yakni: rekreasi, olahraga, perjalanan, dan bisnis. Kampung Jamus berada dalam satu hamparan bersama kebun teh tua peninggalan Belanda yang dibangun sejak 1886. Saat ini kebun teh tersebut dikelola oleh PT Candi Loka dengan produk andalannya teh putih dan teh hijau yang diproduksi dari batang teh berusia ratusan tahun. Pesona Kampung Jamus semakin dikenal berkat berbagai obyek spektakuler, antara lain:
- Sumber Lanang
Air dari hutan Gunung Lawu menjadi berkah yang luar biasa. Sumber Lanang merupakan salah satu mata air yang muncul di antara pohon-pohon besar dan tua asli Gunung Lawu, seperti: bulu (Ficus sp.), cobor (Litsea angulata), jingkat (Macaranga javanica), condong lawe (Engelhardia spicata), cempaka putih (Michelia alba), dan sarangan (Castanopsis argentea). Diameter dua pohon bulu di Kampung Jamus mencapai 122,58 cm dan 228,03 cm. Menurut masyarakat Desa Girikerto, pohon-pohon tua tersebut tumbuh sejak jaman Belanda dan sengaja tidak ditebang karena memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar (Azizah, 2016). Debit air Sumber Lanang berkisar 80-140 liter/detik atau setara dengan ±100 botol air minum kemasan dalam setiap detiknya. Mata air ini mampu mengairi sawah-sawah di Desa Girikerto dan sekitarnya sepanjang musim dan juga mendukung terwujudnya Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Salah satu kejadian unik yang akan dijumpai adalah kamar mandi bertuliskan ‘kran air mohon jangan ditutup’. Sumber Lanang sangat cocok sebagai tempat rekreasi keluarga untuk melepas penat, mendapatkan kedamaian/kepuasan batin, dan memperoleh pengetahuan akan kekayaan sumber daya air dan jenis-jenis pohon asli Gunung Lawu. Kolam renang dan mainan ayunan juga tersedia. Perayaan pernikahan bernuansa alam pegunungan dan perkebunan teh dengan sensasi panggung di atas air pun pernah diwujudkan di sini.
[embedyt] http://www.youtube.com/watch?v=2qLt5n7N39Q[/embedyt]
- Kebun Teh Jamus
Lereng utara Gunung Lawu pada ketinggian ±1.000 m dpl. menyajikan bentang alam khas pegunungan yang spektakuler. Berdasarkan hasil photos contest tingkat nasional yang diselenggarakan oleh KKN PPM UGM 2016 terbukti bahwa hamparan kebun teh Jamus, hutan pegunungan, perbukitan, batu besar, tebing, sumber air, dan siluet cahaya pegunungan merupakan perpaduan alam tiada tara yang sangat serasi. Berkunjung dan berfoto selfie di the best 20 photo spots tersebut sambil menikmati udara sejuk sepanjang hari menjadi salah satu bukti kepedulian terhadap kelestarian hutan pegunungan.
Hingga kini kebun teh Jamus yang dikelola oleh PT Candi Loka masih merawat kebun teh tua berusia ratusan tahun. Beberapa bidang lahan dimanfaatkan untuk mengonservasi klon-klon teh langka yang menghasilkan daun teh pilihan bagaikan daun surga di era Kaisar Ming Cina. Teh putih dan teh hijau merupakan produk andalan yang juga bermanfaat bagi kesehatan. Kebun teh Jamus sangat cocok bagi rekreasi, olahraga, perjalanan, dan bisnis. Olah raga motor tril beberapa kali pernah dilakukan oleh Bupati Ngawi, Budi ‘Kanang’ Sulistyono bersama Kapolres dan Danramil. Enterpreneur tea juga dapat dipelajari di sini sebagai peluang bisnis teh, karena selain menghasilkan air minum yang baik bagi kesehatan, saat ini teh juga telah diolah menjadi sabun pelembab, teh rasa kopi, dodol teh, dll.
Pengelolaan kebun teh Jamus yang lestari ternyata berbuah pada penghargaan dari pemerintah atas suksesnya reboisasi hutan di sekitar perkebunan. Hal ini semakin menguatkan ekosistem hutan Gunung Lawu yang berperan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Tanpa hutan besar kemungkinan sumber-sumber mata air, bentang alam khas dan flora fauna asli akan hilang.
Pesona Kampung Jamus masih dapat dijumpai di Bumi Perkemahan Kantil Idaman yang dinaungi 3 pohon kantil besar dan bersejarah, Bukit Borobudur, Goa Jepang, museum listrik Van der Rappart, Masjid-Gereja tua, dll. Mari keindahan Kampung Jamus dan sekitarnya harus terus dilestarikan, baik oleh masyarakat setempat, PT Candi Loka maupun Pemerintah Daerah Ngawi. Kecenderungan pemenuhan kayu bakar masyarakat dari hutan-hutan di lereng Gunung Lawu, khususnya di musim kemarau perlu segera dicarikan jalan keluar. Kegiatan restorasi, konservasi dan penyadaran kepada masyarakat tentang pentingnya hutan bagi keberadaaan sumber mata air yang melimpah, flora dan fauna asli serta bentang alam khas lereng Lawu juga sangatlah mendesak dilakukan.
Keterangan:
Tulisan ini telah dipublikasikan di Koran Jawa Pos Radar Madiun, 9 Agustus 2016