Kegigihan kenshusei: anak desa yang berguru pada internet

Alhamdulillah Alloh SWT. telah memberikan kelancaran, sehingga kini Fulan telah berhasil ke Jepang serta memiliki tabungan dan nomer kursi haji 2014.

sekolah jepang, mbahman jepang, kenshusei yang gigih belajar hanya dengan internetSaya ingin menuliskan sebuah kisah nyata tentang keberhasilan seorang kenshusei Jepang yang rajin dan  giat belajar berguru pada internet. Sebut saja si Fulan. Semenjak lulus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Fulan sama sekali belum memperoleh pekerjaan. Keluarganya terlilit hutang dengan jaminan setifikat tanah yang akan disita oleh pihak bank jika tidak segera melunasi. Bingung rasanya Fulan mendapatkan cobaan ini. Fulan adalah tipe pemuda yang sangat menyenangi hal-hal yang baru. Dengan sabar dia terus belajar dari apapun yang dapat dipelajari. ’APA YANG ORANG LAIN BISA, SAYA HARUS BISA!’ begitulah prinsipnya. Sayang seribu sayang, keterbatasan biaya dan sarana membuatnya gaptek, tertinggal dalam urusan teknologi. Dalam tekanan batin karena lilitan hutang keluarga, Fulan senantiasa rajin berpuasa sunah, di hari senin dan kamis dengan harapan agar Alloh mengampuni dosa-dosanya dan keluarganya. Berawal dari sini, kehidupanya mulai membaik. Hingga pada suatu hari tetangganya berangkat menunaikan ibadah haji. Tidak menyia-siakan kesempatan emas ini, Fulan menitipkan selembar kertas berisi doa-doa untuk diri dan keluarganya.

Atas nikmat dan karunia Alloh, alhamdulillah doa-doa yang dia titipkan dikabulkan oleh-Nya 🙂 Fulan sangat bersyukur dan menangis bahagia.  Para Sahabat sekolah Jepang, kira-kira doa apakah yang dikabulkan oleh Alloh untuk Si-Fulan? Setelah tetangganya selesai menunaikan ibadah haji, pekerjaan orang tua si Fulan semakin lancar, sehingga sertifikat tanah batal menjadi milik bank 🙂 Di hari yang lain, berkat ajakan seorang teman, Fulan berkeinginan berangkat ke Jepang untuk mencari rizki guna membahagiakan kedua orangtuanya. Alhamdulillah Alloh telah memberikan kelancaran, sehingga sekitar dua tahun lalu, Fulan telah berhasil menghirup udara Jepang. Betapa bahagianya Fulan mengingat banyak sekali keberkahan saat hidup di jepang. Selain membahagiakan hati kedua orang tuanya, Fulan pun kini sudah memiliki tabungan dan nomer kursi haji.  Bila tidak ada aral melintang, insya Alloh pada tahun 2014 Fulan akan berangkat ke tanah suci menunaikan rukun Islam ke-5. Masya Alloh … Segala puji bagi Alloh, semuanya berasal dari sisi-Nya.

Saat tinggal di jepang, Fulan masih meneruskan kebiasaanya belajar di Indonesia. Juga membaca buku dengan tanpa mengesampingkan ilmu agama. Dia mencoba memaksa dirinya untuk tidak beristirahat sebelum benar-benar lelah. Setiap pulang kerja sebagai kenshusei, Dia selalu mencari informasi dari internet. Dia pun tidak malu bertanya ketika tidak tahu. Kini, hampir tiga tahun sudah Fulan belajar dan terus berguru pada internet. Pengetahuan Fulan semakin bertambah. Yang dahulu gaptek tentang email, flashdisk, MP3 player, dll. sekarang semuanya telah berubah. Instal komputer, unlock iphone, flash blackbery sudah dikuasainya berkat belajar otodidak dari internet.
’ORANG BODOH AKAN LEBIH DEKAT DENGAN KESUKSESAN’ Dari kata bijak ini, Fulan percaya kalau orang yang merasa bodoh, dia akan menganggap bahwa semua bisa bermanfaat asalkan kita mau mempelajari dan melakukanya dengan benar. Kita akan selalu berusaha, mengerjakan apapun dengan sungguh-sungguh supaya bisa memperoleh hasil kerja yang memuaskan. Tentu merupakan kebahagiaan tersendiri kala sukses/berhasil menguasai sesuatu yang awalnya belum tahu. Apalagi juga memberikan manfaat bagi orang lain. Dalam sebuah hadits, Nabi bersabda:

Man aroodaddunya fa’alaihi bil ‘ilmi, Man aroodal aakhiroh fa’alaihi bil ilmi, Wa man arooda huma fa’alaihi bil ‘ilmi. (Siapa saja yang menghendaki dunia maka dengan ilmu.  Siapa yang menginginkan akhirat maka dengan ilmu. Dan barang siapa yg menginginkan keduanya maka harus dengan ilmu)

Fulan senantiasa berusaha memegang erat ilmu keduanya dengan giat mempelajari keduanya. Dia terus mengatur jadwal dan menyiasati keterbatasan waktu agar dunia dan akhirot dapat dicapai: menjadi orang yang cerdas ilmu dunia dan agama dengan akhlak yang mulia.

Penulis: Tamrin (Fukuoka)